film-the-medium

Dari banyaknya film horor yang tayang beberapa tahun terakhir, film The Medium adalah salah satu karya yang cukup menyita perhatian orang Indonesia. Lantas apa yang sebenarnya spesial dari film ini, dan apa saja prestasi yang film ini berhasil raih? Tetap baca saja, ya.

Sinopsis Film The Medium

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, The Medium adalah film dengan genre horor. Film ini merupakan hasil kerja sama dari Thailand dan Korea Selatan, baik dari segi studio maupun filmmaker-nya.

Banjong Pisanthanakun adalah sutradara dari film The Medium, sedangkan penulisnya merupakan dua orang Korea Selatan yang bernama Na Hong-jin dan Choi Cha-won.

Sebagai penulis, Na Hong-jin sudah memiliki nama yang besar lewat film-film seperti The Yellow Sea dan The Wailing. Sementara itu, kamu mungkin juga sudah pernah menonton salah satu film komedi-horor populer arahan Banjong Pisanthanakun yang bernama Pee Mak.

Namun berbeda dengan Pee Mak yang bertujuan untuk membuat kamu dan penonton lainnya tertawa, The Medium adalah film yang sepenuhnya serius. The Medium hadir dengan sentuhan found footage ala paranormal activities. Hanya saja film ini mengambil seting di bagian utara Thailand.

Di film The Medium, kamu akan diajak mengikuti sebuah tim yang sedang membuat film dokumenter tentang medium atau perantara. Perantara yang ada di film ini adalah seorang wanita tua bernama Nim.

Nim yang juga seorang paranormal ini mengaku telah dirasuki oleh arwah bernama Ba Yan selama puluhan tahun. Hal ini terjadi karena adik Nim, yakni Noi, memutuskan untuk tidak mengikuti jalur kakaknya sebagai perantara makhluk astral. Malahan, Noi memilih untuk memeluk agama Kristen.

Meski memiliki makhluk halus di dalam tubuhnya, Nim tidak memiliki gelagat yang menyeramkan seperti yang kamu sering lihat di film-film horor maupun acara seperti Dunia Lain. Namun perlahan-lahan, para kru film dokumenter bersama dengan Noi dan anak perempuannya, Mink, mengalami teror yang tidak mengenakkan.

Untuk tahu lebih soal kelanjutan filmnya, lebih kamu langsung tonton saja. Namun ada beberapa penonton yang masih bingung soal apakah film The Medium kisah nyata atau tidak. Namun, jawaban yang sebenarnya adalah Tidak.

Meski mengusung format dokumenter, tapi cerita di film ini murni merupakan karya fiksi dari Na Hong-Jin dan Choi Cha-won.

Review Film The Medium

The Medium adalah salah satu film yang cukup polarizing, yang artinya ada yang suka dan tidak sedikit yang mengatakan kalau film ini biasa saja. Sebelum membahas soal komentar buruk, kamu mungkin ingin tahu soal kelebihan film ini.

Yang pertama, The Medium punya presentasi yang sangat realistis. Berkat pendekatan found footage, kamu merasa terlibat dalam fenomena supranatural yang disaksikan sendiri oleh cameraman.

Selain memanfaatkan kamera dokumenter, Banjong selaku sutradara juga memanfaatkan kamera CCTV untuk meningkatkan kengerian yang ada di film ini.

Dibantu dengan settingnya yang kerap kali berkabut dan sangat terpencil, The Medium akan membawa kamu ke suasana yang tidak kamu mengerti sebelumnya. Sehingga dapat menciptakan suasana horor yang jarang orang-orang temukan di film lain.

Tidak hanya itu, tempo horor di sini juga sangat tidak terburu-buru. Beberapa orang menganggap ini sebagai hal yang membosankan. Namun bagi kamu penggemar horor yang slow burn, maka The Medium adalah karya yang akan sangat memuaskan kamu.

Film keluaran tahun 2021 ini memiliki banyak penggemarnya tersendiri, terutama dari para kritik. Meski begitu, tidak sedikit yang berkata kalau film The Medium terkesan biasa saja, bahkan malah aneh.

Keluhan terbesar penonton soal The Medium adalah kameranya yang tidak begitu fokus alias shaky. Karena pendekatannya yang found footage, mau tidak mau kamera shaky ini akan jadi unsur yang sering terjadi ketika adegan horornya memuncak.

Beberapa penonton juga menyayangkan alur ceritanya yang tidak berakhir sesuai keinginan mereka.  Dengan bermaksud tidak memberikan spoiler, ending dari film The Medium memang terasa sangat gila, bahkan mungkin tidak cocok dengan keseluruhan filmnya.

Penghargaan Film The Medium

Terlepas dari itu semua, The Medium menyajikan pengalaman horor yang tidak biasa lewat kerja sama antara Thailand dan Korea Selatan. Apresiasi pun muncul dari berbagai pihak, terutama dari beberapa ajang penghargaan film.

Salah satu yang paling ternama adalah Bucheon International Fantastic Film Festival. Di tahun ke-25 pelaksanaanya, The Medium memenangkan penghargaan dalam kategori film terbaik. Sedangkan di ajang yang bernama Molins Horror Film Festival, sinematografi The Medium mendapat penghargaan sebagai yang terbaik.

Film The Medium Siap Membuat Kamu Merinding

Kalau belum sempat menyaksikan, The Medium bisa kamu tonton di platform Netflix. Jadi tunggu apa lagi, rasakan kengerian pedesaan Thailand lewat film yang satu ini.

By Film

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *